Pengertian
tes standar secara sempit adalah tes yang disusun oleh satu tim ahli,
atau disusun oleh lembaga yang khusus menyelenggarakan secara
professional. Tes tersebut diketahui memenuhi syarat sebagai tes yang
baik. Tes ini dapat digunakan dalam waktu yang relatif lama, dapat
diterapkan pada beberapa obyek mencakup wilayah yang luas. Untuk
mengukur validitas dan reliabilitasnya telah diuji-cobakan beberapa kali
sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.[1]
Di antara tes prestasi yang digunakan di sekolah ada yang dinamakan tes prestasi standar. Dalam salah satu kamus, arti kata ”standar” adalah:
A degree of level of requirement, excellence, or attainment
Standar
untuk siswa dapat dimaksudkan sebagai suatu tingkat kemampuan yang
harus dimiliki bagi suatu program tertentu. Mungkin standar bagi suatu
kursus A berbeda dengan B. Jadi standar ini dapat dibuat “keras” maupun
“lunak” tergantung dari yang mempunyai kebijaksanaan.
Suatu tes standar dengan demikian berbeda dengan tes prestasi biasa.
Prosedur
yang digunakan untuk menyusun tes standar untuk tes prestasi melalui
cara langsung yang ditumbuhkan dari tes yang digunakan di kelas.
Sedangkan spesifikasi yang digunakan untuk menentukan isi dalam tes
bakat biasanya didasarkan atas analisis job (jabatan) atau analisis
tugas yang merupakan tuntutan calon pekerjaannya. Disamping itu juga
mempertimbangkan sifat-sifat yang ada pada manusia. Analisis jabatan
analisis tugas yang dilakukan biasanya tidak tidak didasarkan atas satu
kurikulum, tetapi diambil dari masyarakat.
Istilah
“standar” dalam tes dimaksudkan bahwa semua siswa menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang sama dari sejumlah besar pertanyaan
dikerjakan dengan menggunakan petunjuk yang sama dan dalam batasan waktu
yang sama pula. Dengan demikian maka seolah-olah ada suatu standar atau
ukuran sehingga diperoleh suatu standar penampilan (performance) dan penampilan kelompok lain dapat dibandingkan dengan penampilan kelompok standar tersebut.
Istilah
“standar” tidak mengandung arti bahwa tes tersebut mengukur apa yang
harus dan dapat diajarkan pada suatu tingkat tertentu atau bahwa tes itu
menyiapkan suatu standar prestasi dimana siswa harus dan dapat mencapai
suatu tingkat tertentu. Sekali lagi, tes standar dipolakan untuk
penampilan prestasi sekarang (yang ada) yang dilaksanakan secara
seragam, diusahakan dalam kondisi yang seragam, baik itu diberikan
kepada siswa dalam pelaksanaan perseorangan maupun siswa sebagai anggota
dari suatu kelompok.[2]
- Perbandingan Tes Standar dan Tes Buatan Guru.
Tes
standar disusun dalam tipe-tipe soal yang sama yang meliputi bahan atau
pengetahuan yang sama banyak dengan bahan atau pengetahuan yang dicakup
oleh tes buatan guru. Lalu apakah perbedaan antara tes standar dengan tes buatan guru, atau apakah keburukan dan keuntungan tes standar?
Pertama, marilah kita tinjau perbedaan antara tes standar dengan tes buatan guru. Perbedaannya adalah sebagai berikut:
Tes Standar
|
Tes Buatan Guru
|
a. Didasarkan atas bahan dan tujuan umum dari sekolah-sekolah di seluruh Negara.
b. Mencakup
aspek yang luas dan pengetahuan atau keterampilan dengan hanya
sedikit butir tes untuk setiap keterampilan atau topik.
c. Disusun dengan kelengkapan staf profesor, pembahas, dan editor butir tes.
d. Menggunakan butir tes yang sudah diujicobakan (try out), dianalisis dan direvisi sebelum menjadi sebuah tes.
e. Mempunyai reliabilitas yang tinggi.
f. Dimungkinkan menggunakan norma untuk seluruh Negara.
|
a. Didasarkan atas bahan dan tujuan khusus yang dirumuskan oleh guru untuk kelasnya sendiri.
b. Dapat terjadi hanya mencakup pengetahuan atau keterampilan yang sempit.
c. Biasanya disusun sendiri oleh guru dengan sedikit atau tanpa bantuan orang lain/tenaga ahli.
d. Jarang menggunakan butir tes yang sudah diujicobakan, dianalisis dan direvisi.
e. Mempunyai reliabilitas sedang atau rendah.
f. Norma kelompok terbatas kelas tertentu.
|
Kedua,
untuk menyusun tes standar, diutuhkan waktu yang lama. Seperti
disebutkan ahwa untuk memperoleh sebuah tes standar melalui prosedur:
o Penyusunan;
o Uji coba;
o Analisa;
o Revisi;
o Edit.
Kelima kegiatan ini membutuhkan waktu lama.[3]
- Kegunaan Tes Standar dan Tes Buatan Guru.
a. Kegunaan Tes Standar
Secara singkat dapat dikemukakan bahwa kegunaan tes standar adalah:
a) Jika ingin membuat perbandingan,
b) Jika banyak orang yang akan memasuki suatu sekolah tetapi tidak tersedia data tentang calon ini.
Secara garis besar kegunaan tes standar adalah:
i. Membandingkan prestasi belajar dengan pembawaan individu atau kelompok.
ii. Membandingkan tingkat prestasi siswa dalam keterampilan di berbagai bidang studi untuk individu atau kelompok.
iii. Membandingkan prestasi siswa antara berbagai sekolah atau kelas.
iv. Mempelajari perkembangan siswa dalam suatu periode waktu tertentu.
b. Kegunaan Tes Buatan Guru
Secara singkat dapat dikemukakan bahwa kegunaan tes buatan guru adalah:
i. Untuk menentukan seberapa baik siswa telah menguasai bahan pelajaran yang diberikan dalam waktu tertentu.
ii. Untuk menentukan apakah sesuatu tujuan telah tercapai.
iii. Untuk memperoleh suatu nilai.
Selanjutnya baik tes standar dan tes buatan guru dianjurkan dipakai jika hasilnya akan digunakan untuk:
a) Mengadakan diagnosis terhadap ketidakmampuan siswa.
b) Menentukan tempat siswa dalam suatu kelas atau kelompok.
c) Memberikan bimbingan kepada siswa dalam pendidikan dan pemilihan jurusan.
d) Memilih siswa untuk program-program khusus.[4]
- Kelengkapan Tes Standar
Sebuah
tes yang sudah distandardisasikan dan sudah dapat disebut sebagai tes
standar, biasanya dilengkapi dengan sebuah manual. Manual ini memuat
keterangan-keterangan atau petunjuk-petunjuk yang perlu terutama yang
menjelaskan tentang pelaksanaan, menskor, dan mengadakan interpretasi.
Secara garis besar manual tes standar ini memuat:
a. Ciri-ciri mengenai tes, misalnya menyebutkan tingkat validitas, tingkat reliabilitas dan sebagainya.
b. Tujuan serta keuntungan-keuntungan dari tes
Misalnya yang disebutkan untuk siapa tes tersebut diberikan dan untuk tujuan apa.
c. Proses standardisasi tes
Misalnya mengenai hal-hal yang berhubungan dengan sampel.
- Besarnya sampel,
- Teknik sampling,
- Kelompok mana yang diambil sebagai sampel (sifat sampel).
Juga mengenai taraf kepercayaan yang diambil dan bagaimana kaitannya dengan hasil tes.
d. Petunjuk-petunjuk tentang cara melaksanakan tes
Misalnya:
dilaksanakan dengan lisan atau tertulis, waktu yang digunakan untuk
mengerjakan setiap bagian, boleh tidaknya tercoba keluar jika sudah
selesai mengerjakan soal itu dan sebagainya.
e. Petunjuk-petunjuk bagaimana cara menskor
Misalnya:
untuk beberapa skor tiap-tiap soal/unit, menggunakan sistem hukuman
atau tidak, bagaimana cara menghitung nilai akhir dan sebagainya.
f. Petunjuk-petunjuk untuk menginterpretasikan hasil
Misalnya:
- Betul nomor sekian sampai sekian cocok untuk jabatan kepala seksi,
- Betul nomor sekian saja, cocok untuk jabatan guru dan sebagainya.
g. Saran-saran lain
Misalnya: siapa harus menjadi pengawas, bagaimana seandainya tidak ada calon yang mencapai skor tertentu dan sebagainya.